Selasa, 24 April 2012

Epilepsi Kambuh, Fani Tercebur ke Api
 Seluruh wajah Fani Fitriani melepuh setelah terbakar api karena penyakit epilepsinya kambuh.
PAMEKASAN - Kasus mengenaskan dialami oleh Fani Fitriani (15), anak asuh Khofifah, warga Kelurahan Jungcangcang Pamekasan, Jawa Timur. Seluruh wajah dan tangan kirinya melepuh karena dilalap api. Kejadian itu berlangsung saat Fani membakar sampah di belakang kamarnya, Minggu (22/4/2012). Kala itu Fani sendirian sambil menunggu sampah terbakar semua. Tiba-tiba penyakit ayan (epilepsi) yang dideritanya sejak kecil kambuh dan membuat Fani tercebur ke api.

"Kita tidak tahu kalau penyakitnya kambuh. Baru kita ketahui setelah ia menjerit di belakang kamarnya," ungkap Khofifah, Senin (23/4/2012) kemarin.

Setelah diketahui wajah dan tangannya terbakar api, Fani kemudian dirawat sendiri oleh Khofifah dengan pengobatan seadanya. Karena luka bakar yang diderita Fani serius dan bertambah melepuh, akhirnya Senin pagi Fani dirujuk ke rumah sakit dr. Slamet Martodirjo Pamekasan dan langsung menjalani operasi.  "Kita minta kepada dokter agar langsung dioperasi karena anaknya sudah tidak kuat menahan panas," ujarnya.

Setelah keluar dari ruang operasi, wajah Fani sudah terlihat putih karena kulit aslinya yang terbakar sudah terkelupas. Namun, ia masih tetap mengerang kesakitan dan meronta-ronta. Karena kejadian itu, Fani gagal mengikuti Ujian Nasional (UN) di sekolahnya di SMPN 2 Pamekasan.

Kepala SMPN 2 Pamekasan Nur Ali membenarkan jika Fani adalah siswanya yang tidak bisa ikut UN. "Saya ikut prihatin atas peristiwa yang dialami Fani. Seluruh guru dan siswa di sini mendoakan Fani agar lekas sembuh, sehingga bisa ikut ujian susulan minggu depan," kata Nur Ali.

Fani Fitriani merupakan anak asuh binaan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Pamekasan, yang dititipkan di Pesantren Darussalam, yang diasuh langsung oleh Khofifah. Fani diambil dari orang tuanya di Kabupaten Malang, 12 tahun lalu. Kedua orang tuanya terbelit masalah dan Fani menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Fani diasuh di Pamekasan hingga melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan SMPN 2 Pamekasan. Sekolah itu merupakan sekolah unggulan di Pamekasan. Bupati Pamekasan Kholilurrahman, langsung menyambangi Fani di rumah sakit. Sebagai bentuk keprihatinannya, Bupati menanggung semua biaya operasi sampai sembuh. "Karena anak ini termasuk kategori terlantar, kita biayai semua pengobatannya sampah sembuh," kata Kholil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar