Senin, 30 April 2012

Petani Diimbau Waspada Kekeringan
ILUSTRASI


DEMAK - Akhir April 2012, para petani di wilayah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, diimbau untuk mewaspadai gejala kekeringan seiring berkurangnya curah hujan. Gejala kekeringan itu muncul di saat tanaman padi memasuki masa penyuburan bulir padi di usia tanaman 45 hari sampai 50 hari.

Pengurus Kelompok Tani Makmur di Kecamatan Karangtengah, Demak, Puryadi, Senin (30/4/2012) mengemukakan, kesulitan petani mulai terasa seminggu terakhir ini. Hujan sudah mulai jarang, sedangkan debit air di Sungai Karangtowo, Demak juga berkurang.

"Kalau petani tidak hemat air, khawatirnya tanaman padi tidak tumbuh maksimal bisa gagal panen," kata Puryadi.

Untuk memaksimalkan pengairan di lahan sawah, petani bergotong royong menggunakan mesim pompa penyedot air untuk mengenangi sawah. Untuk menggenangi sawah seluas lebih 180 hektar, dibutuhkan lama operasi mesin penyedot air lebih 10 jam setiap hari. Biaya operasional untuk setiap mesin penyedot air minimal Rp 500.000 per hari.

Jarwanto, petani di Demak menyebutkan, pihaknya sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp 15 juta untuk keperluan sewa lahan sawah seluas 2,4 hektar, pembelian benih, sewa trantok untuk mengolah lahan, biaya pemupukan serta upah para buruh tani.

"Kalau padi gagal panen, saya akan mengalami kerugian besar hanya karena sawah kekurangan air irigasi," ujarnya.