Ibu Satu Anak Alami 9 Luka Tusukan
ILUSTRASI
TEGAL - Kasus kekerasan dalam rumah
tangga terjadi di Kota Tegal, Jawa Tengah. Ina Mustika (21), ibu satu
anak warga Jalan Blanak, RT 3, RW 1, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan
Tegal Barat, dianiaya suaminya, Taryanto (21). Selain mengalami
sembilan luka tusukan di tubuhnya, dia juga mengalami luka memar di
kepala.
Penganiayaan terjadi pada Minggu (13/5/2012) malam di
rumah mereka. Hingga Selasa (15/5/2012) ini, korban masih dirawat
secara intensif di Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda, Kota Tegal.
Korban belum bisa berbicara, karena kondisinya masih lemah. Adapun
suaminya, sang pelaku penganiayaan, tidak diketahui keberadaannya.
Berdasarkan
keterangan dokter bedah yang merawat korban, Agus Priyadi, korban
mengalami sembilan luka di bagian dada, perut, paha, dan lengan. Bahkan
luka tusukan di dada menembus ke dinding paru-paru.
Slamet (42),
ayah Ina, saat ditemui di RSU Islam Harapan Anda, mengatakan, peristiwa
tersebut pertama kali diketahui tetangga yang tinggal di sekitar rumah
anaknya.
Sejak menikah pada Agustus 2007, Ina dan suaminya tinggal
di rumah sendiri, yang merupakan rumah pemberian Slamet. Mereka
memiliki satu anak perempuan, Naila (3,5).
Ina ditemukan para
tetangga di depan rumahnya, pada Minggu sekitar pukul 23.00 WIB. Saat
itu setelah dianiaya suaminya, korban berhasil keluar dari rumah dalam
kondisi terluka parah, dan berteriak meminta tolong kepada
tetangga-tetangganya.
"Anak saya kemudian dibantu
tetangga-tetangga yang mendengar teriakan minta tolong," kata Slamet,
yang tinggal di satu kelurahan dengan korban.
Slamet mengaku tidak
mengetahui secara pasti motif penganiayaan tersebut. Menurut dia,
selama ini rumah tangga anak pertamanya tersebut memang sering
bermasalah.
Ia beberapa kali mendengar cerita dari tetangga
anaknya bahwa korban sering dianiaya suaminya. Slamet juga beberapa kali
mendapati Ina dalam kondisi memar di beberapa bagian tubuh. Namun Ina
tidak pernah mengakui bahwa luka memar tersebut akibat penganiayaan
suami.
Sejak menikah hingga saat ini, Slamet juga selalu memasok
uang untuk kebutuhan Ina dan keluarganya, karena Taryanto tidak
memiliki penghasilan dan pekerjaan tetap. Taryanto yang bekerja sebagai
nelayan, hanya sekali-sekali melaut atau membantu mengurusi kapal milik
Slamet.
Slamet sangat berharap, agar menantunya bisa segera
ditemukan, guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia menyerahkan
semua proses hukum kepada polisi. " Saat ini fokus saya pada penyembuhan
anak saya," ujarnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres
Tegal Kota, Ajun Komisaris Heriyanto, mengatakan, pihaknya masih
menyelidiki kasus tersebut. Polisi masih menunggu kesembuhan korban,
untuk bisa dimintai keterangan.
Wakil Wali Kota Tegal, Habib Ali
Zaenal Abidin, yang datang menengok korban di rumah sakit, mengatakan,
Pemkot Tegal akan memberikan pendampingan kepada korban dan saksi.
Selain itu, pemkot juga menyediakan layanan rehabilitasi sosial,
bimbingan rohani, dan menyediakan rumah aman untuk pemulihan korban.
Berdasarkan
data Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) Kota Tegal, sejak Januari
2012 hingga saat ini, tercatat empat kasus kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) terjadi di Tegal. Tiga kasus merupakan kasus pelecehan seksual,
sedangkan satu kasus lainnya merupakan kasus penganiayaan.
"Kami juga meminta polisi untuk segera menangani kasus ini," kata Habib Ali.